Sunday 4 September 2011

Mendidik Jiwa

Pada diri setiap orang ada dua (2) komponen penting iaitu jasad dan ruh. Doktor perubatan dan pembedahan banyak mengkaji tentang komponen jasad, dan doctor psikologi mengkaji tentang komponen jiwa (psyche). Dalam Surah Al-Isra, ayat 85 Disebut bahwa manusia hanya tahu sedikit saja tentang ruh, kerana ruh adalah urusan Allah. Lalu apakah kaitan antara ruh dan jiwa?

Majoriti ulama mengatakan bahwa selepas proses pensenyawaan antara benih lelaki dan wanita selama 120 hari atau 4 bulan di dalam rahim, maka Allah meniupkan ruh ke dalam janin itu (Surah Shaad, ayat 72).

Dari Abi Abdurrahman Abdilah bin Masud RA, bahwa Rasulullah SAW mengatakan kepada kami, ”Sesungguhnya tiap-tiap kamu dibentuk dalam perut ibunya 40 hari berbentuk nuthfah (mani), kemudian menjadi ‘alaqah selama 40 hari, kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian dikirimkan kepadanya malaikat meniupkan ruh . . . ” Hadits Muttafaqun Alaih.

Selain itu ada pendapat seperti dalam hadits berikut: Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari hadits Hudzaifah bin Usaid, ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda:

“Apabila nutfah telah berusia empat puluh dua malam, maka Allah mengutus malaikat, lalu dibuatkan bentuknya, diciptakan pendengarannya, penglihatannya, kulitnya, dagingnya, dan tulangnya. Kemudian malaikat bertanya, ra Rabbi, laki-laki ataukah perempuan?’ Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan kehendak-Nya, dan malaikat menulisnya, kemudian dia (malaikat) bertanya, Ya Rabbi, bagaimana ajalnya?’ Lalu Rabb-mu menetapkan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian ia bertanya, ‘Ya Rabbi, bagaimana rezekinya?’ Lalu Rabb-mu menentukan sesuai dengan yang dikehendaki-Nya, dan malaikat menulisnya. Kemudian malaikat itu keluar dengan membawa lembaran catatannya, maka ia tidak menambah dan tidak mengurangi apa yang diperintahkan itu. Hadits ini menjelaskan diutusnya malaikat dan dibuatnya bentuk bagi nutfah setelah berusia enam minggu (empat puluh dua hari) bukan setelah berusia seratus dua puluh hari sebagaimana disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud yang terkenal itu.

Sebagian ulama mengkompromikan kedua hadits tersebut dengan mengatakan bahwa malaikat itu diutus beberapa kali, pertama pada waktu nutfah berusia empat puluh hari, dan kali lain pada waktu berusia empat puluh kali tiga hari (120 hari) untuk meniupkan ruh.

Secara ringkasnya, minggu pertama Pertumbuhan janin, sel telur dan sperma yang telah menyatu membentuk satu sel yang disebut zigot. Dalam minggu pertama setelah pembuahan, sel tunggal itu membelah diri menjadi 200-an sel seperti sekumpulan bola, yang disebut blastula. Kemudian ‘bola’ itu akan membelah diri terus-menerus dan terus berjalan menuju rahim untuk kemudian menanamkan diri (implantasi) di dinding rahim. Pada waktu ini wanita belum merasakan perubahan apa pun di dalam tubuh. Malah, banyak wanita tidak menyadari kalau dirinya hamil.

Pada minggu kedua dalam proses pertumbuhan janin, panjang embrio (hasil pembuahan yang sudah berimplantasi di rahim) baru sekitar 0.36 sehingga 1 milimeter. Memang sangat kecil, tetapi proses perkembangan terus berlaku. Ketika ini rongga kantung ketuban (amnion) yang nantinya akan terisi air ketuban, mulai membentuk. Pada waktu ini tubuh wanita masih belum mengalami perubahan yang signifikan. Secara amny wanita ada juga yang belum menyedari kalau sudah terjadi kehamilan.

Pada minggu ketiga, panjang embrio bertambah menjadi sekitar 1.25 milimeter. Bentuknya seperti pelat, yang kemudiannya akan menjadi jantung. Pada saat ini, sistem saraf pusat (otak dan tulang belakang), otot-otot serta tulang-tulang mulai terbentuk. Beberapa wanita hamil mulai mengalami pertambahan berat badan sedikit dan merasakan mual serta tidak nafsu makan.

Pada minggu keempat, bentuk asas manusia mula muncul. Ketika ini panjang embrio sekitar 2 hingga 4 milimeter dan ia sudah mempunyai asas-asas dari otak dan tulang belakang. Boleh dikatakan bahwa masa ini merupakan masa penting, sebab janin sangat sensitif terhadap faktor-faktor dari luar yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Banyak kes salah bentuk (malformation) terjadi pada periode ini. Ketika ini berat badan wanita hamil boleh jadi sudah bertambah 1-2 kilogram, dan rasa mual serta tidak nafsu makan akan berlaku.

Pada minggu kelima embrio di dalam rahim wanita hamil melepasi masa pertumbuhan yang cepat dan mengagumkan. Di awal minggu kelima, panjang embrio adalah sekitar 4 hingga 5 milimeter dan di akhir minggu ini ukurannya akan menjadi jadi 1.1 hingga 3 sentimeter (sm). Pada minggu ini, ‘calon’ kaki dan tangan mulai muncul. Lubang mata mulai kelihatan namun bentuk kepala masih terlihat besar dan ia masih mempunyai ‘ekor’. Jantung embrio mulai membentuk menjadi 2 bahagian (kanan dan kiri), dan paru-paru serta saluran udara (bronchi) juga mulai muncul. Begitu juga pembentukan usus dan pankreas.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadithnya menyatakan, yang maksudnya “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya tidak lain dan tidak bukan itulah yg dikatakan hati.”

Soalan saya di atas belum terjawab iaitu “Apakah kaitan antara ruh dan jiwa?”.

Menurut Abdus Samad Al Palimbani, ruh manusia adalah makhluk suci yang merupakan percikan Nur Allah yang Azali. Ia telah memiliki wujud sebelum tubuhnya diciptakan, dan telah mengenal Allah secara langsung sebelum ia dilahirkan ke dunia. Ketika itu manusia masih dalam bentuk nur yang berkeliaran di seputar alam kesucian yang luhur, sebelum kemudian ditentukan ke dalam kegelapan rahim dan menyatu dengan jasad janin.

Al-Quran menjelaskan bahwa sebelum ruh diturunkan ke alam jasad Allah telah berfirman melalui sebuah pertanyaan, ”Bukanlah Aku ini Tuhanmu?”. Ruh-ruh itu pun menjawab, “Benar, Engkau adalah Tuhan kami.” (Surah Al- ‘Araf, ayat 172)
Pada pendapat penulis, ruh ialah zat yang tidak dapat dilihat seperti juga elektrik, tetapi kesannya boleh dirasakan. Jiwa ialah suatu identiti atau pribadi seseorang apabila ruh, akal dan emosi digabungkan menjadi satu.

Jadi, bilakah proses pendidikan jiwa itu berlaku. Ramai berpendapat ianya mesti dimulai sejak seseorang jejaka atau wanita itu ingin mencari jodoh. Allah menyatakan bahwa jodoh orang baik adalah orang baik dan jodoh orang jahat adalah orang jahat. Tetapi kenapa berlaku perceraian? Besar kemungkinan perceraian berlaku kerana terjadi “salah pilih” atau “mismatching” pada peringkat awal mencari jodoh. Mungkin juga tidak sesuai dengan perintah Allah dan Rasul Muhammad SAW.

Rasulullah saw bersabda: “Pilihlah calon isteri yang taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.” Imam Al-Ghazali menambah, “Pilihlah isteri yang cantik agar kamu tidak bosan.”

Kekuatan agama bertahan lebih lama hingga ke hari tua, namun pesona wajah hanya bertahan di tahun-tahun awal perkahwinan. Perangai sebenar di sebalik wajah yang cantik itu akan terserlah apa menjalani rumah tangga sebenar. Cinta akan diuji ketika bahtera rumah tangga sedang belayar, mungkin dalam masa lima hingga sepuluh tahun. Nanti kalau badai terlalu kuat, layar kehidupan akan patah terkulai kalau tidak dibantu oleh kekuatan jiwa. Gelombang kehidupan tidak boleh kita duga.

Ketika proses kehamilan pun, wanita mengandung dicadangkan untuk membaca Al-Quraan, berdoa, solat dan aktiviti kerohanian agar janin yang dikandung menjadi sempurna akhlaknya nanti.

Kepada sesiapa yang tidak menemui jodoh yang tepat seperti yang diinginkan, yakinlah kepada bidadari dan bidadara Allah sedang menanti di syurga. Hiduplah kehidupan anda berasaskan Al-Quraan dan Sunnah Nabi Muhammad SAW. Jangan sedih dan berdukacita kerana Allah bersama kita setiap masa.

Didiklah jiwa kita melalui puasa, solat, zakat, sedekah dan sebagainya supaya hati kita menjadi lembut mengikuti perintah Allah dan ingat setiap makhluk yang bernyawa akan mati dan apabila mati Allah akan bertanya tentang lima (5) perkara, apakah yang kita buat ketika muda sebelum tua, ketika masa lapang sebelum sibuk, ketika sehat sebelum sakit, ketika kaya sebelum miskin dan ketika hidup sebelum mati.

Contoh yang sangat sederhana, jika Allah bertanya, “kenapa tidak solat berjamaah dimesjid bagi lelaki?”, kalau alasan tiada kemudahan dan sebagainya, kenapa kita boleh berada di “shopping complex” berjam-jam tetapi untuk hadir di mesjid berjamaah solat fardhu bermacam-macam alasan diberikan.

Sama-samalah kita renung dan teruskan mendidik jiwa kita dengan amalan soleh yang Allah janjikan ganjaran yang besar.

Wallahu a’lam.

Ismail Abdullah, Teras Jernang, 5 September 2011.

No comments:

Post a Comment